Perbudakan Semakin Merajalela Karena Rendahnya Pola Fikir Di Era Startup

PerbudakanSemakinMerajalelaKarenaRendahnyaPolaFikirDieraStartup

iTimes | Opini - Seiring perkembangan teknologi dan bisnis pola baru diera millenial tumbuh kembang bersamaan dengan lahirnya bisnis startup pola kapitalis yang dijalankan tidak didasari moral pelaku yang ada dilingkarannya.

Situasi ekonomi nasional yang sedang terpuruk yang berimbas kebawah juga jadi salah satu penyebab berjalannya bisnis tidak terkontrol dari sisi manusiawinya. 

Dibuat grand design umpan pendapatan yang menjanjikan diawal. Membuat mayoritas masyarakat dikalangan bawah terhipnotis melibatkan diri karena situasi seolah adalah kesempatan untuk memperbaiki kehidupan ekonomi keluarga.

Berbondong-bondong terlibat, tidak tanggung-tanggung jual aset sampai berhutang dengan lintah darat, biar bisa investasi dan menjalankan sendiri bisnis tersebut. Tap kapitalis tetaplah kapitalis.

Baca Juga : Rugi Hingga Milyaran, Member Arisan Online Ngamuk Dirumah Owner Di makassar

Disaat semua strategi yang sudah matang satu persatu tahapannya diterapkan. Smua sudah ada diposisi yang tidak bisa menghindar dan harus tetap terlibat untuk mempertahankan atau minimal mengembalikan modal awal

Mereka mulai menyadari strategi kapitalis mulai berefek terhadap saat kondisi pendapatan yang pelan-pelan menurun dan menurun.

Dinamika negatif berkembang disaat situasi perlahan muncul polemik perlawanan sebagai usaha untuk mempertahankan aset yang jadi investasi awal.

Namun, kapitalis tetap berusaha menyeimbangkan situasi agar tidak chaos baik dari sisi hukum maupun dari pergerakan yang bisa sistematis.

Para penggagas perlawanan yang dianggap potensi bisa merecoki perjalanan grand design yang dibentuk diawal coba dirangkul, dilingkari, diredam agar tidak terlalu prontal melakukan perlawanan. Kekuatan kelompok yang melakukan perlawanan perlahan coba dilemahkan dengan The power of Money. 

Baca Juga : RDP Driver Online Digelar, Pihak Stakeholder Sepakat Jalankan Tarif Baru

Para militan yang ada di ring 1 yang konsisten pada garis perlawanan perlahan dibungkam satu persatu dengan berbagai cara. Iming-iming sesuatu, intimidasi dan lain hal. Segala cara kapitalis lakukan yang penting perlawanan bisa dilemahkan.

Hasil meredam kelompok perlawanan garis keras mulai nampak. Satu persatu mulai ditempatkan seolah dizona nyaman. Program yang sifatnya situasional tetap massive dilakukan. 

alhasil separuh dari garis perlawanan telah diredahkan animo dan semangatnya untuk tetap melawan.

Kelompok yabg tadinya sangat potensi bisa memberikan jaminan terhadap aset yang jadi investasi dibisnis ini mulai nampak kekuatannya melemah. Program sepihak pun gencar diterapkan oleh kapitalis untuk mengimbangi dan mengembalikan anggaran yang sudah digelontorkan untuk meredam kelompok perlawanan tadi. 

Semakin kesini semakin hancur situasi yang ada. perlahan satu persatu aset awal yang diinvestasikan raib digerus kejamnya sistem kapitalis dan tidak bermoralnya relasi yang terjalin kerjasama untuk pengadaan aset.

Baca Juga : Playing Victim, Waspada Arisan Menurun Jadi Fenomenal Akhir-akhir Ini, Warga Harus Tau Hal Ini

Satu persatu tumbang, hjlang dan akhirnya hanya yang sedikit kuat background ekonominya yang mampu bertahan.

Pejuang perlawanan yang berideologi coba membangun kekuatan. Penentang praktek yang sedang berjalan dengan orientasi berusaha untuk mengamankan aset yang masih terpaksa tergabung dan bertahan terlibat.

Tapi karena kuatnya grand design tersebut, perlawanan pun tidak membuahkan hasil maksimal. Yang ada malah muncul korban baru yang juga diumpan spekulasi pendapatan yang bisa merubah ekonomi keluarga..

Sampai pada akhirnya disituasi yang sekarang semua sudah jadi benang kusut yang tdk mampu lagi diurai, kecuali bila dipotong dan digunting baru bisa terurai, Tapi bagaimanapun benangnya sudah tdk utuh lagi.

Regulator yg ada seolah ttp mata karena semua pun dibungkam dgn pola yg sama,yg ada hanya menunggu keajaiban Tuhan utk solusi menyelamatkan korban dr kebengisan. (DO) 

(Tim Network News) 

Previous Post Next Post